Kampanye Menggangu Kami

Saya menulis ini karena sedang kesal sama kampanye-kampanye yang menggelegar sekarang. Gimana enggak, saat saya sedang tekun mengerjakan soal latihan ujian nasional, suara weng-weng motor kampanye datang memekakkan telinga. Lalu ketika sudah lewat, datang lagi rombongan kampanye lain. Tidak habis-habisnya rombongan kampanye ini berakhir. Padahal saya dan teman-teman saya sedang ada latihan ujian karena sudah kelas tiga SMA. Ini benar-benar mengganggu. Ini masih mending, karena ujian hari ini adalah bahasa Indonesia dan biologi. Tapi untuk besok, saat matematika, masak kami yang sedang susah-susah menghitung diganggu oleh suara kampanye? apalagi jika sedang ujian bahasa Inggris, kan ada ujian listeningnya. Nanti kalau tidak terdengar gimana? yang rugi kan kami, pelajar.

Sudah begitu, bukankah kampanye dimulai pukul setengah sepuluh pagi? Nyatanya suara weng-weng sudah terdengar pukul setengah sembilan. Ini benar-benar mengganggu. Tadi pagi, saking emosinya, saya sampai hampir saja mendoakan mereka yang kampanye terkena musibah. Saya tahu saya jahat sekali, tapi mereka juga sangat jahat. Tadi pagi saya sampai mau menangis karena emosi. Yang saya ingin lakukan adalah keluar dan melemparkan sepatu saya ke muka mereka. Apakah mereka tidak berpikir bahwa kampanye pada jam segitu akan mengganggu pelajar yang sedang menuntut ilmu? atau setidaknya mereka berpikir untuk kampanye melewati jalan lain.

Saya ingin mengatakan kepada anda-anda semua yang membaca tulisan saya, bahwa pelajar seperti kami sangat terganggu dengan kampanye-kampanye model begini. Kami membutuhkan suasana tenang, sepi, dan kondusif untuk belajar. Kami belajar untuk memajukan bangsa ini, kami adalah penerus bangsa ini. Seharusnya calon pemimpin bangsa ini memperhatikan kebutuhan kami, bukan malah mengganggu dengan ngotot kampanye weng-weng di jalanan. Kami mohon, setidaknya mulainya kampanye setelah kami selesai latihan ujian, yakni pukul dua belas siang. Apalah arti terlalu siang untuk kampanye jika itu untuk membantu penerus bangsa belajar? Calon-calon pemimpin bangsa ini seharusnya mementingkan kami, apalagi kamilah yang akan memilih kalian, karena kami sudah termasuk pemilih pemula. Kalian telah membuat kesal sekitar 1,5 juta pelajar kelas tiga, apakah kalian tidak berpikir bahwa kalian mungkin akan kehilangan 1,5 juta suara yang memilih kalian?

Saya, sebagai pelajar yang sedang berjuang, hanya bisa berharap semoga pemimpin yang terpilih kelak mau memperhatikan dan mementingkan kebutuhan kami, para penerus bangsa.

 

 

 

maaf saya mengeluh disini karena saya tidak tahu harus mengeluh dimana. saya sudah mengeluh di hati dan di pikiran, sudah juga di depan Tuhan saya, tapi saya takut mengatakan sesuatu yang jahat jadi saya hanya memintaNya untuk memudahkan jalan saya..

Tinggalkan komentar